Senin, 16 Agustus 2021

BUKAN TANPA SENGAJA

Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kejadian 2:7)


Manusia selalu bertanya-tanya mengenai asal mula suatu kehidupan. Orang-orang Mesir kuno percaya bahwa katak berasal dari endapan lumpur Sungai Nil. Aristoteles percaya bahwa ulat berasal dari embun dan lumpur, dan bahwa tikus berasal dari tanah yang lembab.

Ilmu Pengetahuan modern saat ini pun tertarik dengan asal mula suatu kehidupan. Cerita sampul pada majalah Time yang berjudul, How Did Life Begin? (Bagaimana Asal Mula Kehidupan?) berspekulasi bahwa hidup bermula dari pertemuan antara molekul-molekul tertentu dengan salah satu dari tiga kondisi "ideal." Mereka mengemukakan bahwa hidup mungkin sudah dimulai di sebuah "danau kecil yang hangat" (pendapat Darwin), di dekat sumber tenaga air panas (geyser bawah air di dasar laut), atau di dalam gelembung-gelembung yang mengapung di permukaan laut yang hangat.

Teori-teori evolusi ini menjadi tidak berarti karena kita sudah mengetahui bagaimana kehidupan ini diciptakan. Alkitab mengungkapkan bahwa kehidupan dimulai sejak Allah menciptakannya (Kejadian 1:1-3:24). Dan secara khusus Dia menciptakan manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kejadian 2:7). Kita tidak berangsur-angsur berproses dari suatu bentuk-bentuk primitif kehidupan. Keberadaan kita bukan berdasarkan pertemuan molekul-molekul yang kebetulan. Kita dibentuk dan diciptakan oleh seorang Pakar Perancang yang memiliki rencana dan tujuan bagi hidup kita.

Teori-teori ilmiah memiliki tempatnya sendiri, tetapi semuanya itu salah bila berlawanan dengan apa yang dikatakan Alkitab. Berilah hormat dan pujian bagi Pencipta kita yang besar -- DCE

BENTUK CIPTAAN MENUNJUK KEPADA SANG PERANCANG


* Take from Renungan Harian