Senin, 15 Agustus 2022

PERINTAH 9: JANGAN BERBOHONG

Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu (Keluaran 20:16)


Betapa mudahnya kita berdusta! Hanya dengan sedikit membesar-besarkan fakta di satu sisi, menghilangkan rincian di sisi lain, atau dengan sikap diam yang menyesatkan, kita dapat merusak suatu kebenaran. Namun sesungguhnya kebenaran tetap merupakan landasan dan struktur vital dari semua hubungan antarmanusia. Jika kerangka suatu kebenaran dihilangkan, maka masyarakat akan runtuh. Kemutlakan moral ini demikian nyata, sehingga penjahat sekalipun akan menghukum rekan-rekannya yang berdusta kepada mereka.

Perintah Allah yang kesembilan ini melarang kita melakukan tipu muslihat terhadap sesama dan mengarisbawahi kesakralan kebenaran dalam segala hal yang kita lakukan. Dua kata Ibrani yang digunakan untuk kata "dusta" dalam Keluaran 20:16 dan dalam Ulangan 5:20 berarti "tidak benar" dan "tidak jujur." Bersaksi dusta terhadap sesama, merupakan ekspresi ketidakjujuran dan ketidakbenaran.

Perintah ini juga mengupas dua motif dasar yang dibenci Allah -- kelicikan dan kesombongan. Ketika kita berdusta, biasanya hal ini dilakukan untuk mencampakkan orang lain pada sisi yang negatif atau menempatkan diri kita pada sisi yang positif. Tindakan pertama itu berasal dari kelicikan, sedangkan yang kedua berasal dari kesombongan.

Yesus berkata, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup" (Yohanes 14:6). Semakin dekat kita kepadaNya, semakin jujur kita terhadap diri kita sendiri dan sesama. Namun yang menjadi masalah saat ini adalah, "Apakah kita benar-benar adalah pengikut Kristus -- yang adalah kebenaran itu?" -- DJD


TAK ADA YANG DAPAT MELEMAHKAN KEBENARAN SELAIN DARIDAPA MENGULUR-ULUR KEBENARAN

* Take from Renungan Harian