Selasa, 21 Juni 2022

SELAMAT DATANG!

Kamu sebaiknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat (2Korintus 2:7)


Bagi banyak remaja yang melarikan diri, pulang ke rumah bukanlah sesuatu yang mereka dambakan. Banyak remaja berumur 15 tahun yang saat ingin kembali ke rumah setelah minggat beberapa saat, ternyata ia justru menghadapi para ayah yang dengan geram berkata, "Ayah tidak tahu apakah Ayah bisa memaafkanmu atau tidak. Kau sudah cukup membuat ibumu pusing sejak kau lari dari rumah. Nasi sudah menjadi bubur. Dengan pulang ke rumah kau tidak akan mengubah kenyataan bahwa kau adalah seorang berandalan cilik yang kotor."

Demikian pula sikap kita terhadap orang-orang yang tidak taat dalam keluarga Allah haruslah berbeda. Dalam 2 Korintus 2, Paulus memberitahukan bagaimana kita dapat menerima kembali seorang Kristen yang bertobat ke lingkungan saudara seiman di gereja (ayat 6-8).

Dari apa yang Paulus katakan, kita dapat menarik kesimpulan berikut: Apabila seorang Kristen kembali setelah jatuh dalam dosa hingga terpisah dari persekutuan dengan umat Allah, hindarilah segala sikap yang mencemooh. Sebaliknya, kita justru harus menunjukkan kasih, penerimaan, dan keinginan untuk melihat ia benar-benar dipulihkan (Galatia 6:1). Bukan berarti kita menganggap enteng ketidaktaatannya. Namun kita harus selalu menginginkan agar kerohaniannya pulih kembali, sama seperti orangtua yang ingin anaknya terhindar dari konsekuensi yang harus ia tanggung akibat ketidaktaatannya. Jika seseorang benar-benar bertobat dan kembali kepada Tuhan, maka cara terbaik untuk menolongnya adalah dengan mengucapkan "Selamat datang!" --MRDII


ORANG-ORANG TIDAK TAAT YANG BERBALIK KEPADA TUHAN MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI GEREJA

* Take from Renungan Harian