Rabu, 01 Oktober 2025

APAKAH ANDA MENGASIHI DUNIA?

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Yohanes 3:16)


Perkataan "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini" dijunjung tinggi oleh setiap orang percaya. Namun tanpa disadari, keakraban kita dengan kata-kata itu dapat menumpulkan penghargaan kita terhadap maknanya yang mendalam. Suatu kali saya menyadari sikap saya yang tidak tahu terima kasih itu ketika pada hari Natal saya menerima kartu ucapan yang berbunyi, "Allah masih mengasihi dunia ini!" Sejak itu, kartu tersebut menghiasi dinding dapur saya, dan mengingatkan saya bahwa kasih Allah senantiasa ada, sekarang dan untuk selamanya.

Yohanes 3:16 menegaskan bahwa kasih Allah tiada berkesudahan bagi dunia, sehingga Dia rela memberikan Anak-Nya untuk melaksanakan karya penebusan. Tetapi apa yang dimaksud dengan 'dunia'? Saat memperhatikan planet kita yang tercemar ini, Allah juga memperhatikan jiwa-jiwa di dalamnya. Karenanya, para pengikut Kristus juga harus mengasihi dunia ini. Kita harus melihat bahwa yang dimaksud dengan dunia adalah jiwa-jiwa yang terhilang dan perlu mendengarkan Injil.

Seorang Kristen yang dewasa rohani bertanya kepada seorang Kristen muda yang begitu bersemangat, "Bukankah Anda senang bersaksi kepada orang lain?" "Ya, benar," jawabnya segera. "Tapi apakah Anda mengasihi orang-orang yang Anda beri kesaksian?" tanya orang Kristen yang pertama menyelidik. Ia tahu benar bahwa ada kemungkinan orang-orang yang bersaksi kepada sesamanya merasa tidak perlu mengasihi mereka sebagai individu.

Berhati-hatilah terhadap tindakan seperti itu--bersaksi tanpa mengasihi orang yang kita ajak bicara. Kesaksian kita akan kehilangan kuasa tanpa kekuatan kasih Allah --JEY


MEREKA YANG MENGASIHI KRISTUS JUGA MENGASIHI JIWA-JIWA YANG TERHILANG

* Take from Renungan Harian 

Selasa, 30 September 2025

PUNCAK KEHIDUPAN

Telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku (Kejadian 22:12)


Hati Abraham pasti sangat terpukul saat berdiri di atas Gunung Moria bersama anaknya, Ishak. Ia telah mempersembahkan banyak korban sepanjang hidupnya, tetapi korban yang satu ini sungguh berbeda. Kali ini, Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan anaknya, anak perjanjian, di atas mezbah. Namun demikian Abraham tetap mempercayai kasih dan integritas Allah.

Ketika Abraham sudah bersiap hendak menyembelih Ishak, seorang malaikat menghentikannya dan menyediakan seekor domba jantan sebagai ganti Ishak. Abraham telah berserah penuh kepada Tuhan, maka Ishak, putranya, dikembalikan kepadanya.

Penyerahan diri yang total ini diilustrasikan dalam dunia binatang. Ketika dua ekor serigala berkelahi mempertahankan batas wilayah, konflik tersebut berakhir dengan cara yang tidak lazim. Saat salah seekor serigala menyadari bahwa ia tidak mungkin menang, ia mengisyaratkan sebuah tanda bahwa ia menyerah dengan mendekatkan bagian bawah lehernya ke taring musuhnya. Namun, dengan alasan yang tak dapat dijelaskan, si pemenang tidak membunuhnya. Sebaliknya, ia membiarkan hewan yang ditaklukkan itu pergi dengan bebas.

Kita harus bersedia mempersembahkan sesuatu yang paling berharga bagi kita kepada Kristus. Dia menginginkan lebih dari sekadar waktu luang dan harta milik kita yang tersisa; Dia ingin menjadi Tuhan atas segalanya dalam hidup kita. Saat kita bersedia melepaskan apa yang paling kita kasihi, maka kita akan merasakan kebebasan karena berserah kepada-Nya. Penyerahan diri adalah rahasia untuk mencapai puncak kehidupan! --MRDII


IZINKAN ALLAH MEMILIKI HIDUP ANDA; DIA MAMPU MELAKUKAN LEBIH BANYAK HAL DALAM HIDUP ANDA DIBANDINGKAN ANDA SENDIRI!

* Take from Renungan Harian