Selasa, 12 Agustus 2025

"AKU DATANG"

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya (Mazmur 23:4)



Saat baru berusia 10 tahun, saya memanjat sebuah pohon cemara besar yang tumbuh di pekarangan rumah. Saya melompat, meraih dahan yang paling atas sehingga tubuh saya pun ikut terangkat. Namun tiba-tiba saja ujung dahan yang sudah tua itu patah hingga saya jatuh ke tanah dan mendarat dengan posisi telentang. Saya hampir tidak bisa bernapas saat itu. Sewaktu napas saya terengah-engah, saya pikir saya akan mati, tetapi saya tidak merasa takut. Malah saya masih bisa berpikir, ah, saya akan ke surga! Sesaat sebelum tak sadarkan diri, saya berkata, "Bapa, saya datang."

Pada saat peristiwa itu terjadi, rupanya Ayah sedang membaca di bawah sebuah pohon tidak jauh dari pohon yang saya panjat dan mendengar saya terjatuh. Karenanya Ayah segera berlari menghampiri, mengangkat, dan membawa saya masuk rumah. Betapa terkejutnya saya saat membuka mata, karena saya ternyata sedang terbaring di tempat tidur, dan bukan disurga!

Pengalaman tersebut mengajar saya sejak masih sangat muda bahwa orang-orang Kristen tetap dapat memiliki kedamaian walau dalam lembah kekelaman [bayang-bayang kematian]. Bagi orang-orang percaya, "beralih dari tubuh ini berarti menetap pada Tuhan" (2 Korintus 5:8). Sebagai anak-anak Allah, setiap hari kita bisa hidup dengan jaminan bahwa kita tetap milik Tuhan, baik hidup ataupun mati.

Jika Anda mengenal Kristus sebagai Juruselamat pribadi, Anda pun dapat merasakan suatu kedamaian yang luar biasa, walau Anda sedang berjalan melewati lembah kekelaman (Mazmur 23:4)-RWD


JIKA ANDA HIDUP DEMI KEKEKALAN
ANDA AKAN MENINGGAL DALAM KEDAMAIAN

* Take from Renungan Harian

Senin, 11 Agustus 2025

TIDAK SIA-SIA

Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Korintus 15:58)


Pada bulan September 2000, saya menghadiri perayaan ulang tahun ke-100 dari sebuah Sekolah Alkitab kecil di Ohio. Pada waktu sekolah itu dibuka pertama kali pada tahun 1900 dengan begitu banyak murid namun sedikit uang, beberapa pengamat berpikir sekolah itu tidak mungkin bertahan lama. Apalagi setahun kemudian, pendiri sekolah itu meninggal saat terjadi wabah tipus, dan masa depan sekolah itu tampak suram.

Seabad kemudian orang bertanya-tanya, jika pendiri sekolah itu masih hidup, mungkinkah ia akan terkejut bila mendapati sekolahnya telah berkembang. Namun tidak peduli apakah sang pendiri mengharap sekolah itu akan bertahan selama 100 tahun atau tidak, setiap orang yang menghadiri acara tersebut setuju bahwa ia pasti mengharapkan hasil yang sifatnya kekal. Ya, sebab ia tahu bahwa pekerjaan yang dilakukannya bagi Allah memiliki nilai abadi.

Kekekalan merupakan jaminan bagi Anda dan saya bila kita hidup untuk Tuhan. Pada bagian kesimpulan dari tulisan Paulus yang menggugah tentang kehidupan kekal dan kemenangan kita dalam Kristus terhadap maut, tertulis, "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia" (1 Korintus 15:58).

Karena jerih payah kita di dalam Kristus tidak pernah sia-sia, kita didorong untuk tetap menghormati dan melayani Dia dalam segala hal yang kita lakukan. J.B. Phillips meringkasnya dengan baik saat ia berkata, "Segala sesuatu yang Anda lakukan bagi Tuhan takkan pernah hilang atau sia-sia"-DCM


PENGARUH DARI APA YANG DILAKUKAN BAGI ALLAH AKAN TETAP BERTAHAN WALAUPUN ORANG YANG MELAKUKANNYA TELAH TIADA

* Take from Renungan Harian