Tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan (Yeremia 6:16)
Kita yang percaya bahwa Allah memiliki standar moral yang tidak dapat diubah, seringkali dianggap oleh beberapa golongan masyarakat sebagai orang tolol yang tidak toleran. Kita diperingatkan untuk tidak mengungkapkan ketidaksetujuan kita terhadapt ingkah laku tertentu yang tidak bermoral.
Seorang komentator televisi bernama Andy Rooney suatu saat menyatakan reaksinya yang keras terhadap meningkatnya tingkah laku seksual yang tidak wajar pada zaman ini. Namun tekanan dari kelompok-kelompok tertentu yang mendukung tingkah laku semacam itu memaksa komentator tersebut untuk meminta maaf.
Keadaan ini mirip dengan keadaan yang dihadapi oleh Yeremia 2600 tahun yang lalu. Orang-orang yang hidup pada masa itu tidak memiliki perasaan malu. Tidak ada satu pun perbuatan tidak wajar yang membuat mereka malu. Bahkan pemimpin-pemimpin agama terlibat di dalamnya.
Namun Yeremia dengan tegas menyatakan kemarahan Allah dan memperingatkan mereka tentang pengadilan suci yang akan segera terjadi. Nabi ini meminta mereka untuk kembali ke jalan yang dahulu, jalan yang baik (Yeremia 6:16), jalan pertobatan dari dosa dan jalan ketaatan kepada Allah.
Ketika Yesus mengajak kita yang "letih lesu dan berbeban berat" (Matius 11:28), Dia menunjukkan kepada kita jalan yang baik itu. Dan Dia memberi jaminan bahwa "kuk yang Kupasang itu enak "dan bebanKupun ringan" (Matius 11:30)
Tuhan, terima kasih karena Engkau telah menunjukkan kepada kami jalan yang membawa kebahagiaan sejati. Tolonglah kami untuk berjalan di jalan yang baik itu -- HVL
* Take from Renungan Harian